Table of Contents
Wall Street baru saja menyaksikan kehancuran finansial. Dow Jones Industrial Average (^DJI) anjlok lebih dari 2.000 poin minggu ini, saat ketegangan perdagangan yang meningkat akibat ancaman tarif baru oleh Donald Trump memicu aksi jual saham terburuk sejak kehancuran pasar akibat COVID-19 pada 2020. Sentimen investor berubah tajam menjadi negatif karena ketakutan akan perang dagang AS-Tiongkok yang baru kembali mencuat, menyeret pasar yang lebih luas ke dalam wilayah koreksi.
Hanya dalam dua sesi, pasar kehilangan nilai lebih dari $6,6 triliun.
$6,6 Triliun Terkikis: Pasar Saham Memasuki Mode Krisis
- Dow Jones turun 5,5% minggu ini, mencatat penurunan masif lebih dari 2.000 poin.
- S&P 500 kehilangan hampir 6%, menderita kinerja mingguan terburuk dalam lima tahun.
- Nasdaq Composite anjlok 5,8%, secara resmi memasuki wilayah pasar bearish.
- Lebih dari $6,6 triliun nilai pasar saham global menguap hanya dalam dua sesi perdagangan.
Apa yang Menyebabkan Dow Jones Industrial Average Anjlok?
- Trump berjanji memberlakukan tarif yang luas pada impor Tiongkok.
- Investor khawatir akan pembalasan dari Tiongkok dan gangguan perdagangan global.
- Volatilitas meningkat, dengan aset safe-haven menguat.
Analisis Teknis: Dow Jones Menembus Dukungan Kritis
Level Kunci dari Grafik:
- Dukungan ditembus pada 41.371, memicu aksi jual beruntun.
- Dow menembus di bawah 39.999,83, menegaskan masuknya ke wilayah koreksi.
- Dukungan kunci berikutnya berada di 38.314,86 — tingkat yang saat ini menjadi permintaan jangka pendek.
- Di bawah ini, bearish mungkin menargetkan 37.733,23 dan akhirnya 34.052,43, basis dukungan pada 2023.
Pecahnya RSI:
- RSI 14-hari anjlok ke 23,55, menegaskan kondisi oversold dan momentum bearish yang masif.
- Poin terendah RSI sebelumnya secara historis memicu kenaikan jangka pendek, namun sentimen tetap sangat