Pasar ekuitas mengalami penurunan berkepanjangan seiring meningkatnya kekhawatiran mengenai arah ekonomi global. Namun, harga saham Rolls Royce, Shell, dan BP kemungkinan akan mengalami pengembalian positif dalam waktu dekat.
Harga saham Rolls Royce mengalami penurunan pada hari Senin saat investor mengambil keuntungan setelah rally mencapai rekor tertinggi. Saham ini kemungkinan akan melanjutkan tren naik seiring kuatnya fundamental perusahaan dan pesanan yang hampir pasti akan melindungi momentum pembelian. Perusahaan sedang mempersiapkan ekspansi senilai £21.3 juta dari Fasilitas Pengecoran Bilah Canggih di Rotherham, UK, menegaskan pandangan pertumbuhan yang kuat.
Pivot: Harga saham Rolls Royce berpivot pada GBX 740. Aksi di atas level tersebut menunjukkan kontrol bullish.
Resistensi: Resistensi awal kemungkinan di GBX 762. Resistensi sekunder mungkin di GBX 789.4.
Dukungan: Dukungan pertama di GBX 717, di bawah level ini narasi naik akan batal. Level dukungan kedua kemungkinan di GBX 700.
Harga minyak naik minggu ini setelah ancaman sanksi dari Presiden AS Donald Trump terhadap Rusia dan Iran menimbulkan kekhawatiran terhadap potensi gangguan sisi pasokan. Komoditas ini naik 1,2% pada grafik harian, dan ini baik untuk harga saham Shell.
Namun, ada kekhawatiran bahwa ekonomi AS dapat menghadapi perlambatan, menyusul data pekerjaan yang lemah yang dirilis minggu lalu dan komentar Trump yang menyebut ekonomi dalam “transisi” – seringkali dianggap sebagai eufemisme untuk resesi yang akan datang. Ini bisa menyebabkan penurunan signifikan dalam permintaan untuk minyak mentah.
Pivot: EUR 30.45
Resistensi: Resistensi utama di EUR 30.85 . Jika bisa melewati level tersebut, jalur bisa terbuka untuk menguji EUR 31.14.
Dukungan: Dukungan pertama di EUR 30.21. Narasi naik akan batal jika harga turun di bawah level tersebut. Momentum yang dihasilkan bisa membawa aksi lebih rendah untuk menguji EUR 30.00.
Harga saham BP kemungkinan akan naik untuk sebagian besar minggu ini karena sisi pasokan komoditas menghadapi potensi gangguan akibat tarik ulur antara Amerika Serikat dan negara penghasil minyak Iran dan Rusia.
Juga, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak telah menambah tempo kenaikan harga minyak dengan menyatakan bahwa kartel minyak OPEC+ dapat membalikkan keputusan